Rabu, 25 Januari 2012

perjuangan al-fatih

    Saat ini aku dalam keadaan menangis dan begitu rindu akan sesuatu Mukjizat Allah.. Dalam keadaan yang selalu penuh dengan kekhilafan dan dosa-dosa kecil, Aku mohon ampun dengan Engkau yang maha yang menciptakan diri hamba dan segala isinya yang mengharapkan bertambahnya keimanan pada diri dan untuk tetap istiqomah dijalanMu ya rabb..
Subhannalah dihari ketiga Bulan ramdhan ynag penuh berkah, disaat kami sekeluarga makan sahur diruangan TV dengan Acara yang mengagumkan dan membuat merinding tubuh kita. Dimana begitu terasanya perjuangan seorang pang lima perang bersama kaum muslimin. bagi kita yang tidak asing lagi dengan nama Muhammad Al Fatih yang menakhlukkan kota Konstatinopel pada tahun.

   Rasulullah pernah bersabda : “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Imam Ahmad).Mejalani hari-hari terakhirnya setelah diracun, Muhammad Al-Fatih merasaan kematian mungkin akan segera datang. Ia telah lakukan apa yang ia bisa rasa bisa. Ia telah jalani apa yang ia yakini mesti. Ia telah berikan apa yang ia anggap punya. Ia tunaikan apa yang ia tahu itu menjadi tanggungjawabnya. Maka bila takdir telah membuatnya berkuasa di usia muda dan harus membuatnya mati dalam usia yang belum terlalu tua, hari itu ia merasa LAYAK BICARA. Bila ia harus mencari alasan, mungkin hanya satu : IA TELAH BEKERJA.
Maka kepada anaknya ia sampaikan wasiat, kumpulan kata-katanya yang terukir abadi. Seperti abadinya bukti-bukti sejarah Konstantinopel yang telah ia taklukkan. Pusat Bizantium yang dirindukan dan diimpikan para penguasa itupun telah berada dalam rengkuhan Islam. Lahir dengan nama kota yang baru: Istambul, mengukir pula ke banyak penjuru Eropa kedamaian baru sesudah itu. Kepada anaknya ia berwasiat, dalam rangkaian nasehat yang kekal, seperti kekalnya gelar yang ia rengkuh, sebuah karunia mulia dari janji puji Rasulullah, seperti diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah bersabda : “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”Tiga puluh satu tahun setelah dilaluinya dalam PEGABDIAN, KERJA, KARYA, yang luar biasa. Bila kemudian di hari itu ia hendak bicara, itu sudah semestinya. Ia hendak bicara atas apa yang telah dilakukannya, sebagai sebuah wasiat untuk anaknya yang akan meneruskan KEPEMIMPINANNYA.

“Aku sudah diambang kematian. Tapi aku berharap aku tidak kawatir, karena aku meninggalkan seseorang sepertimu. Jadilah seorang PEMIMPIN YANG ADIL, SHALIH dan PENYAYANG. RENTANGKAN PENGAYOMAMU UNTUK RAKYATMU, TANPA KECUALI, BEKERJALAH UNTUK MENYEBARKAN ISLAM. KARENA SESUNGGUHNYA ITU MERUPAKAN KEWAJIAN PARA PENGUASA DI MUKA BUMI. DAHULUKLAN URUSAN AGAMA ATAS APAPUN URUSAN LAINNYA. DAN JANGANLAH KAMU JEMU DAN BOSAN UNTUK TERUS MENJALANINYA. JANGANLAH ENGKAU ANGKAT JADI PEGAWAIMU MEREKA YANG TIDAK PEDULI DENGAN AGAMA, YANG TIDAK MENJAUHI DOSA BESAR, DAN YANG TENGGELAM DALAM DOSA. JAUHILAH OLEHMU BID’AH YANG MERUSAK. JAGALAH SETAP JENGKAL TANAH ISLAM DENGAN JIHAD. LINDUNGI HARTA DI BAITUL MAAL JANGAN SAMPAI BINASA. JANGANLAH SEKALI-KALI TANGANMU MENGAMBIL HARTA RAKYATMU KECUALI DENGAN CARA YANG BENAR SESUAI KETENTUAN ISLAM. PASTIKAN MEREKA YANG LEMAH MENDAPATKAN JAMINAN KEKUATAN DARIMU. BERIKANLAH PENGHORMATANMU UNTUK SIAPA YANG MEMANG BERHAK.”

“KETAHUILAH, SESUNGGUHNYA PARA ULAMA ADALAH POROS KEKUATAN DI TENGAH TUBUH NEGARA, MAKA MULIAKANLAH MEREKA. SEMANGATI  MEREKA. BILA ADA DARI MEREKA  YANG TINGGAL DI NEGERI LAIN, HADIRKANLAH DAN HORMATILAH MEREKA. CUKUPILAH KEPERLUAN MEREKA.”

“BERHATI-HATILAH, WASPADALAH, JANGAN SAMPAI ENGKAU TERTIPU OLEH HARTA MAUPUN TENTARA. JANGAN SAMPAI ENGKAU JAUHKAN AHLI SYARI’AT DARI PINTUMU. JANGAN SAMPAI ENGKAU CENDERUNG KEPADA PEKERJAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN AJARAN ISLAM. KARENA SESUNGGUHNYA AGAMA ITULAH TUJUAN KTA, HIDAYAH ITULAH JALAN KITA. DAN OLEH SEBAB ITU KITA DIMENANGKAN.”

“AMBILAH DARIKU PELAJARAN INI. AKU HADIR KE NEGERI INI BAGAIKAN SEEKOR SEMUT KECIL. LALU ALLAH MEMBERI NIKMAT YANG BESAR INI. MAKA TETAPLAH DI JALAN YANG TELAH AKU LALUI. BEKERJALAH UNTUK MEMULIAKAN AGAMA ISLAM INI, MENGHORMATI UMATNYA. JANGANLAH ENGKAU HAMBURKAN UANG NEGARA, BERFOYA-FOYA, DAN MENGGUNAKANNYA MELAMPAUI BATAS YANG SEMESTINYA. SUNGGUH ITU SEMUA ADALAH SEBAB-SEBAB TERBESAR DATANGNYA KEHANCURAN.”
Tiga puluh tahun lebih masa kerjanya, masa pejuangannya, ia ringkas dalam beberapa kalimat wasiat yang sarat dengan makna yang hakiki. Sebagian kita mungkin memang orang besar, yang merasa pantas untuk banyak bicara. Tetapi dalam kebesaran yang kta percayai sekalipun, seringkali industri bicara telah memoles diri kita bukan seperti apa yang sesungguhnya. Maka kesempatan kita untuk bekerja sangat sedikit. Sebab waktu kita habis untuk bicara. Dan untuk mengawetkan bicara kita sebelumnya, kita perlu lagi bicara. Lalu untuk menjaga kesinambungan kebesaran kita dengan bicara itu, kita memerlukan lagi bicara berkutnya. Pertanyaannya adalah, kapan kita kerja?. Bila hidup ini hanya kita isi dan penuhi dengan bicara, namun pengabdian kita akan profesi apapun sangat rendah, maka karya kita tidak pernah luar biasa. Ketekunan kita ringkih. Maka peninggalan kita tak ada yang abadi.

Terlepas keyakinan yang ada didalamnya yang mungkin kita bisa saja berseberangan, lihatlah peninggalan sejarah peradaban masa lalu yang demikian  tinggi dan tidak ternilai harganya, masjid Agung Demak, Candi Borobudur dan Candi Prambanan, Tajmahal di India, dsb, adalah bukti sejarah bahwa para pemimpin masa lalu adalah pemimpin yang sedikit bicara dan banyak kerja. Itu sebabnya, Umar bin Khatab menegaskan prinsip penilainnya akan kualitas seseoang, “Yang aling aku cintai dari kalian sebelum aku mengenal kalian adalah yang paling baik riwayat hidupnya. Tetapi bila kalian telah bicara, yang paling aku cintai adalah yan paling fasih bicaranya.” Tetapi setelah aku uji kalian, maka yang paling aku cintai adalah YANG PALING BAIK PEKERJAANNYA

Saat ini aku dalam keadaan menangis dan begitu rindu akan sesuatu Mukjizat Allah.. Dalam keadaan yang selalu penuh dengan kekhilafan dan dosa-dosa kecil, Aku mohon ampun dengan Engkau yang maha yang menciptakan diri hamba dan segala isinya yang mengharapkan bertambahnya keimanan pada diri dan untuk tetap istiqomah dijalanMu ya rabb..
Subhannalah dihari ketiga Bulan ramdhan ynag penuh berkah, disaat kami sekeluarga makan sahur diruangan TV dengan Acara yang mengagumkan dan membuat merinding tubuh kita. Dimana begitu terasanya perjuangan seorang pang lima perang bersama kaum muslimin. bagi kita yang tidak asing lagi dengan nama Muhammad Al Fatih yang menakhlukkan kota Konstatinopel pada tahun.

Rasulullah pernah bersabda : “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Imam Ahmad).Mejalani hari-hari terakhirnya setelah diracun, Muhammad Al-Fatih merasaan kematian mungkin akan segera datang. Ia telah lakukan apa yang ia bisa rasa bisa. Ia telah jalani apa yang ia yakini mesti. Ia telah berikan apa yang ia anggap punya. Ia tunaikan apa yang ia tahu itu menjadi tanggungjawabnya. Maka bila takdir telah membuatnya berkuasa di usia muda dan harus membuatnya mati dalam usia yang belum terlalu tua, hari itu ia merasa LAYAK BICARA. Bila ia harus mencari alasan, mungkin hanya satu : IA TELAH BEKERJA.
Maka kepada anaknya ia sampaikan wasiat, kumpulan kata-katanya yang terukir abadi. Seperti abadinya bukti-bukti sejarah Konstantinopel yang telah ia taklukkan. Pusat Bizantium yang dirindukan dan diimpikan para penguasa itupun telah berada dalam rengkuhan Islam. Lahir dengan nama kota yang baru: Istambul, mengukir pula ke banyak penjuru Eropa kedamaian baru sesudah itu. Kepada anaknya ia berwasiat, dalam rangkaian nasehat yang kekal, seperti kekalnya gelar yang ia rengkuh, sebuah karunia mulia dari janji puji Rasulullah, seperti diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah bersabda : “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”Tiga puluh satu tahun setelah dilaluinya dalam PEGABDIAN, KERJA, KARYA, yang luar biasa. Bila kemudian di hari itu ia hendak bicara, itu sudah semestinya. Ia hendak bicara atas apa yang telah dilakukannya, sebagai sebuah wasiat untuk anaknya yang akan meneruskan KEPEMIMPINANNYA.

“Aku sudah diambang kematian. Tapi aku berharap aku tidak kawatir, karena aku meninggalkan seseorang sepertimu. Jadilah seorang PEMIMPIN YANG ADIL, SHALIH dan PENYAYANG. RENTANGKAN PENGAYOMAMU UNTUK RAKYATMU, TANPA KECUALI, BEKERJALAH UNTUK MENYEBARKAN ISLAM. KARENA SESUNGGUHNYA ITU MERUPAKAN KEWAJIAN PARA PENGUASA DI MUKA BUMI. DAHULUKLAN URUSAN AGAMA ATAS APAPUN URUSAN LAINNYA. DAN JANGANLAH KAMU JEMU DAN BOSAN UNTUK TERUS MENJALANINYA. JANGANLAH ENGKAU ANGKAT JADI PEGAWAIMU MEREKA YANG TIDAK PEDULI DENGAN AGAMA, YANG TIDAK MENJAUHI DOSA BESAR, DAN YANG TENGGELAM DALAM DOSA. JAUHILAH OLEHMU BID’AH YANG MERUSAK. JAGALAH SETAP JENGKAL TANAH ISLAM DENGAN JIHAD. LINDUNGI HARTA DI BAITUL MAAL JANGAN SAMPAI BINASA. JANGANLAH SEKALI-KALI TANGANMU MENGAMBIL HARTA RAKYATMU KECUALI DENGAN CARA YANG BENAR SESUAI KETENTUAN ISLAM. PASTIKAN MEREKA YANG LEMAH MENDAPATKAN JAMINAN KEKUATAN DARIMU. BERIKANLAH PENGHORMATANMU UNTUK SIAPA YANG MEMANG BERHAK.”

“KETAHUILAH, SESUNGGUHNYA PARA ULAMA ADALAH POROS KEKUATAN DI TENGAH TUBUH NEGARA, MAKA MULIAKANLAH MEREKA. SEMANGATI  MEREKA. BILA ADA DARI MEREKA  YANG TINGGAL DI NEGERI LAIN, HADIRKANLAH DAN HORMATILAH MEREKA. CUKUPILAH KEPERLUAN MEREKA.”

“BERHATI-HATILAH, WASPADALAH, JANGAN SAMPAI ENGKAU TERTIPU OLEH HARTA MAUPUN TENTARA. JANGAN SAMPAI ENGKAU JAUHKAN AHLI SYARI’AT DARI PINTUMU. JANGAN SAMPAI ENGKAU CENDERUNG KEPADA PEKERJAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN AJARAN ISLAM. KARENA SESUNGGUHNYA AGAMA ITULAH TUJUAN KTA, HIDAYAH ITULAH JALAN KITA. DAN OLEH SEBAB ITU KITA DIMENANGKAN.”

“AMBILAH DARIKU PELAJARAN INI. AKU HADIR KE NEGERI INI BAGAIKAN SEEKOR SEMUT KECIL. LALU ALLAH MEMBERI NIKMAT YANG BESAR INI. MAKA TETAPLAH DI JALAN YANG TELAH AKU LALUI. BEKERJALAH UNTUK MEMULIAKAN AGAMA ISLAM INI, MENGHORMATI UMATNYA. JANGANLAH ENGKAU HAMBURKAN UANG NEGARA, BERFOYA-FOYA, DAN MENGGUNAKANNYA MELAMPAUI BATAS YANG SEMESTINYA. SUNGGUH ITU SEMUA ADALAH SEBAB-SEBAB TERBESAR DATANGNYA KEHANCURAN.”
Tiga puluh tahun lebih masa kerjanya, masa pejuangannya, ia ringkas dalam beberapa kalimat wasiat yang sarat dengan makna yang hakiki. Sebagian kita mungkin memang orang besar, yang merasa pantas untuk banyak bicara. Tetapi dalam kebesaran yang kta percayai sekalipun, seringkali industri bicara telah memoles diri kita bukan seperti apa yang sesungguhnya. Maka kesempatan kita untuk bekerja sangat sedikit. Sebab waktu kita habis untuk bicara. Dan untuk mengawetkan bicara kita sebelumnya, kita perlu lagi bicara. Lalu untuk menjaga kesinambungan kebesaran kita dengan bicara itu, kita memerlukan lagi bicara berkutnya. Pertanyaannya adalah, kapan kita kerja?. Bila hidup ini hanya kita isi dan penuhi dengan bicara, namun pengabdian kita akan profesi apapun sangat rendah, maka karya kita tidak pernah luar biasa. Ketekunan kita ringkih. Maka peninggalan kita tak ada yang abadi.

Terlepas keyakinan yang ada didalamnya yang mungkin kita bisa saja berseberangan, lihatlah peninggalan sejarah peradaban masa lalu yang demikian  tinggi dan tidak ternilai harganya, masjid Agung Demak, Candi Borobudur dan Candi Prambanan, Tajmahal di India, dsb, adalah bukti sejarah bahwa para pemimpin masa lalu adalah pemimpin yang sedikit bicara dan banyak kerja. Itu sebabnya, Umar bin Khatab menegaskan prinsip penilainnya akan kualitas seseoang, “Yang aling aku cintai dari kalian sebelum aku mengenal kalian adalah yang paling baik riwayat hidupnya. Tetapi bila kalian telah bicara, yang paling aku cintai adalah yan paling fasih bicaranya.” Tetapi setelah aku uji kalian, maka yang paling aku cintai adalah YANG PALING BAIK PEKERJAANNYA